KLATEN (29/07/2024) - Pembentukan budaya literasi harus dilestarikan guna memupuk kesadaran literasi sejak dini. Pengenalan minat baca tentu menjadi satu hal yang sudah tidak asing sebagai kegiatan kultural di berbagai daerah. Rendahnya tingkat literasi anak di Desa Tarubasan menjadi permasalahan yang cukup besar. Pemicu ketertarikan anak terhadap literasi di masa perkembangan bahasanya dapat dimulai dari pengenalan buku bacaan yang cocok di usianya. “Pemberdayaan Kaderisasi Perpustakaan Sederhana Kelompok Belajar Anak” merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak sekaligus memberikan akses yang lebih baik terhadap literatur berkualitas di lingkungan mereka. Kesadaran minat baca di Desa Tarubasan tergolong cukup minim untuk kategori kelompok belajar anak. Mayoritas anak setempat masih terjebak di dalam zona gadget yang menjadikan mereka ketergantungan serta memungkinkan dari terhindarnya kesadaran generasi emas yang akan datang terkhusus di dalam lingkup budaya literasi. Dalam hal tersebut, pembentukan perpustakaan sederhana ini tentu dapat membantu sebagaimana upaya untuk meminimalisir adanya ketergantungan anak-anak pada kegiatan negatif serta dapat mengasah kreativitas dan keterampilan anak dalam membaca.
Program kegiatan ini berakar dari riset beberapa sumber yang menyebutkan bahwa keberadaan perpustakaan di Desa Tarubasan memiliki peluang yang dapat meluas apabila dipergunakan masyarakat. Pada kesempatan program kegiatan ini, mahasiswa KKN mencoba menjadikan perpustakaan sebagai tempat riang dan menyenangkan yang datang sebagai sarana kreativitas anak-anak di Taman Pendidikan Al-Quran Al-Muttaqin di Desa Tarubasan serta membentuk kaderisasi sebagai bentuk tindak keberlanjutan keaktifan pada perpustakaan. Para kader, yaitu pengajar TPQ akan diberikan buku saku berupa logbook data peminjaman yang diperuntukkan sebagai bentuk pencatatan peminjaman buku-buku perpustakaan.
Pada perpustakaan kelompok belajar anak ini terdapat buku-buku kategori anak yang terdiri dari beberapa bacaan, seperti cerita rakyat, cerita fabel, cerita islami, dan cerita motivasi anak. Buku-buku tersebut merupakan buku kategori anak yang nantinya disediakan sebagai fasilitas perpustakaan. Buku-buku yang disediakan dapat digunakan sebagai opsi pengantar kelompok belajar atau reading club yang dapat dijalankan oleh para kader untuk mengisi waktu luang anak atau hanya sekadar menjadi bahan baca anak-anak di rumah.
Senin, 29 Juli 2024, memberi sebuah pengingat bahwa perpustakaan sederhana kelompok belajar anak Desa Tarubasan berhasil berjalan seperti apa yang direncanakan. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan pemberian serta penjelasan logbook peminjaman buku secara simbolis dan buku-buku pelengkap sebagaimana untuk mengisi fasilitas perpustakaan. Sebagai pemantik, di awal kegiatan dicoba dengan membuat beberapa kelompok belajar dengan memberikan pengenalan bacaan kepada anak-anak TPQ. Program kegiatan ini ditutup dengan sesi dokumentasi yang digunakan sebagai bukti simbolis bahwa perpustakaan sudah dapat dioperasikan.
“Perpustakaan Sederhana Kelompok Belajar Anak”, sederhana namun memberi kesan bermakna, menciptakan tawa dan kenyamanan kepada anak Desa Tarubasan, memberi jejak di hati yang diukir dari senyum naluri. Pembentukan dan pemberdayaan kaderisasi pada perpustakaan ini diharapkan mampu menjadi kegiatan sustainable yang dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai bentuk kesadaran literasi anak serta kesadaran pentingnya literasi para orang tua tentang kehidupan anak yang tidak hanya belajar, belajar, dan belajar, namun dapat menciptakan suasana baru dengan senyuman haru. Dengan dibentuknya kaderisasi pada perpustakaan ini, diharapkan mampu memberi gebrakan untuk melahirkan kreativitas anak dalam melatih kepercayaan diri mereka kepada khalayak luar nantinya dan sebagai bentuk tanggap perilaku anak sebagai pengenalan dunia literasi yang sangat amat penting. Literasi bukan hanya diperuntukan oleh kalangan dewasa, justru anak merupakan cikal penting dalam tumbuh kesadaran literasi itu sendiri. Namun, peran orang tua dalam kegiatan ini sangat diperlukan sebagai bentuk penertiban dalam meluruskan niat literasi yang diharapkan mampu melahirkan bibit-bibit generasi emas yang akan datang.
Senyum bahagia anak-anak tatkala melihat buku-buku bacaan diperuntukkan pada mereka merupakan tanda dimulainya keberhasilan perpustakaan ini dicananangkan. Melalui program ini diharapkan mampu menjadi langkah preventif mahasiswa sebagai generasi muda dalam mendongkrak minat literasi, memicu dukungan orang tua yang tinggi, guna menciptakan muda mudi bergengsi sebagai penerus generasi.
Penulis: Alfin Mahfudhoh / Sastra Indonesia / Fakultas Ilmu Budaya
KKN Tim II Universitas Diponegoro 2024